Angka jumlah korban tewas dalam kecelakaan selama mudik mengesankan
bahwa semua pihak telah mengabaikan keselamatan jiwa. Dalam dua hari
terakhir saja, bertambah lagi korban tewas sebanyak 100 orang.Data Korps Lalu Lintas Polri menunjukkan, sampai Kamis (23/8/2012) sudah 686 orang yang tewas.
Data
itu juga menunjukkan, hingga kemarin sebanyak 5.532 orang terlibat
kecelakaan. Jumlah ini lebih tinggi 1.069 orang ketimbang tahun lalu.
Korban paling banyak berusia 16-20 tahun sebanyak 1.075 orang atau naik
64 persen ketimbang tahun lalu.
Selanjutnya korban berusia 21-25
tahun sebanyak 807 orang atau naik 113 persen dan usia 26-30 tahun
sebanyak 574 orang atau turun 1 persen. Sebagian besar korban bekerja
sebagai karyawan swasta sebanyak 3.386 orang, pengemudi sebanyak 1.088
orang, dan pegawai negeri sipil 112 orang.
Jika dilihat usianya, korban kecelakaan rata-rata berusia produktif dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Terus
bertambahnya korban kecelakaan selama arus mudik dan arus balik
Lebaran ini mengesankan tidak adanya penanganan serius dari pemerintah.
Sejumlah pengamat mengatakan negara seolah kehilangan rasa krisis (sense of crisis) karena nyawa manusia begitu mudah melayang.
Sementara masyarakat juga seperti apatis terhadap keselamatannya sendiri.
”Semestinya ini sudah dianggap bencana nasional,” ujar Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit.
Ironisnya,
lanjut Danang, dari tahun ke tahun persoalannya selalu sama dan tidak
ada inovasi dari pemerintah untuk menangani ini. Jika berlangsung
terus, dengan sendirinya persoalan ini akan meruntuhkan kredibilitas
negara yang dianggap tidak mampu melindungi rakyatnya.
Sebelum
jatuh korban lebih banyak, Danang berharap, ada tindakan nyata dari
pemerintah untuk menekan angka kecelakaan. Langkah konkret yang masih
mungkin diperbuat adalah pihak kepolisian dapat melakukan uji petik
dengan menindak tegas para pemudik yang melanggar ketentuan lalu lintas
atau menggunakan kendaraan yang melebihi muatan.
Pengemudi yang dianggap berbahaya dapat dialihkan ke moda transportasi lain, seperti bus, yang disediakan pemerintah.
”Polisi
selalu bilang pelanggaran adalah awal dari kecelakaan, jadi seharusnya
yang melanggar, ya, ditindak tegas, jangan sampai dibiarkan. Saya rasa
Organda mau membantu pemerintah dengan menyediakan bus untuk
mengangkut pemudik sepeda motor yang melanggar. Ini tinggal masalah
komunikasi saja,” ucap Danang.
Di samping ada pemaksaan terhadap
pemudik agar beristirahat, pemerintah juga perlu menetapkan standar
penanganan gawat darurat saat terjadi kecelakaan untuk mengantisipasi
korban meninggal bertambah.
”Setidaknya petugas medis di lapangan
perlu ditambah agar penanganan kecelakaan bisa dilakukan dalam 30-45
menit. Selama ini, rata-rata ambulans dan petugas medis datang lebih
dari satu jam sehingga korban tidak tertolong lagi,” ujar Danang.
Wakil
Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan akan melakukan
evaluasi. Ke depan, transportasi massal harus berbenah menjadi lebih
baik agar tidak lagi banyak orang mengandalkan sepeda motor.
”Tentu
kami prihatin dengan angka kecelakaan yang makin tinggi. Ini harus
menjadi evaluasi bersama untuk mencari cara bagaimana mengurangi
kejadian kecelakaan sejauh mungkin,” kata Bambang seusai melepas
pemberangkatan para pemudik arus balik menggunakan KRI Banda Aceh di
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Untuk arus balik
yang masih akan berlangsung, Bambang mengatakan, seluruh jajaran
Kementerian Perhubungan agar turun ke jalan dan mengawal arus balik
supaya tetap lancar. Berdasarkan evaluasi sementara, arus lalu lintas
di jalan raya meningkat luar biasa pada waktu dan periode tertentu saat
arus mudik, tidak seperti tahun sebelumnya ketika volume arus
cenderung merata.
Secara terpisah, Direktur Lalu Lintas
Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar M Naufal Yahya
mengatakan, untuk mengurangi kecelakaan, semua pihak harus ikut
berperan. Pihak kepolisian, setidaknya di Jawa Tengah, sudah mulai
membenahi pendataan kecelakaan dan memperketat pemberian surat izin
mengemudi (SIM).
”Itu saja tidak cukup kalau tidak diiringi pembenahan di bidang-bidang yang lain,” ujar Naufal.
Tidak punya SIM
Kepala
Bagian Operasional Korlantas Polri Komisaris Besar Bambang Sugeng
menyebutkan, mayoritas korban kecelakaan ternyata tidak memiliki SIM.
Tercatat dari 4.676 korban kecelakaan, sebanyak 1.548 orang di antaranya
tidak memiliki SIM.
Sugeng mengatakan, pihaknya terbuka untuk
berdiskusi dan membicarakan hal ini dengan banyak pihak. ”Tidak bisa
dilakukan sendiri. Harus dibicarakan bersama antarberbagai pihak
terkait demi keamanan dan keselamatan di jalan,” katanya.
Pengamat
transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Ofyar Tamin, mengatakan,
masyarakat terpaksa memilih jalan pintas saat pemerintah belum mampu
menyediakan manajemen transportasi angkutan massal saat mudik dan balik
Lebaran.
”Mudik dengan sepeda motor adalah contoh jalan pintas
yang dipilih sebagian besar masyarakat meski risiko kecelakaan yang
melibatkan sepeda motor sangat tinggi,” ujarnya.
Ofyar berharap,
pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta mengatasi
tingginya minat pemudik menggunakan sepeda motor. Hal ini antara lain
mewajibkan perusahaan swasta memfasilitasi mudik bareng menggunakan
angkutan massal.
Kecelakaan fatal kemarin terjadi di Lampung
Selatan. Dua orang tewas dalam tabrakan antara bus Damri pengangkut
pemudik dan truk pikap. Kecelakaan ini terjadi ketika truk pikap L300
bernomor polisi BE 9271 BK dari arah Bandar Lampung tiba-tiba bergerak
keluar dari jalurnya, sementara dari arah berlawanan muncul bus Damri
nomor polisi B 7517 IW.
Tabrakan fatal pun tidak bisa
dihindarkan. Sopir truk pikap, Sucipto (37), dan kernetnya, Nurzain
(47), tewas di lokasi kejadian dengan kondisi terjepit badan mobil.
Di
Desa Jembayat, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah,
sebuah mobil bertabrakan dengan bus PO Kurnia. Akibat peristiwa ini, dua
orang tewas, yakni Anjar (57) dan Arjuna (9 bulan). Empat orang
lainnya luka-luka.
Kecelakaan juga terjadi di Jati Barang,
Indramayu, Jawa Barat. Pengendara sepeda motor ditabrak bus. Akibatnya,
anak dari pengendara sepeda motor asal Bogor, Agus Abdurahman (20), tewas. (ILO/ADH/EKI/UTI/JON/CHE).
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar