Rabu, 19 Februari 2014

Sosok Dian Pelangi

Bagi hijabers di Indonesia, sosok Dian Pelangi sudah tak asing lagi. Nama desainer muda yang mengukuhkan diri sebagai perancang busana muslim ini memang semakin dikenal satu tahun terakhir ini. Gayanya yang angun dan selalu tampil modis, sederhana tapi luar biasa.  Tampilannya dengan berbagai kreasi tipe hijab membuat kita para hijabers semakin berwarna dalam berhijab. 

Biografi Dian Pelangi
Dian Wahyu Utami atau lebih dikenal Dian Pelangi adalah salah satu perancang busana Indonesia kelas atas. Dia adalah desainer utama dari perusahaan Dian Pelangi, salah satu rumah busana muslim terkemuka di Indonesia. Lahir pada 14 Januari 1991 di Palembang, ia kemudian lulus dari Ecole des Arts et Techniques Superieur de la Mode (ESMOD) dengan nilai sangat memuaskan pada tahun 2008.
Dian Pelangi menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam trend fashion bergaya di negeri ini. Orang-orang tampaknya mengikuti hampir setiap gaya yang dia ciptakan. Menyadari pengaruh yang luas nya, Dian Pelangi menerbitkan buku sendiri pada tahun 2012 berjudul  Hijab Street Style yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama di toko-toko buku terdekat. Hijab Street Style adalah buku pertama Dian. Diluncurkan Minggu 15 Juli 2012, buku tersebut berisi lebih dari 600 foto muslimah di beberapa kota di Indonesia dan juga di beberapa kota di luar negeri seperti Kuala Lumpur, Bangkok, Singapura, dan lain-lain
Profil Dian Pelangi
Nama Lengkap : Dian Wahyu Utami
Nama Panggilan : Dian Pelangi
Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : 14 januari 1991
Pendidikan : 
- TK Ikal Dolog, Palembag
- SD/MI 2 Palembang
- SMP Insan Kamil, Ponpes Al-Ihya Bogor
- SMK Negeri 1 Pekalongan

Dengan ekspos media yang begitu luas, saya yakin hampir seluruh hijabers di Indonesia 
(yang aktif di sosial media) sudah tahu tentang terbitnya buku "Hijab Street Style by Dian Pelangi". Beberapa orang mengatakan bahwa ini adalah the most anticipated hijab book, yang saya amini karena memang kontennya yang berbeda dibanding buku lain. Satu-satunya buku yang sejenis, adalah The Sartorialist, masterpiece dari Scott Schuman yang memang menjadi inspirasi utama Dian melahirkan karya ini.
Buku ini, bisa didapatkan di seluruh jaringan toko buku Gramedia mulai bulan Agustus, seharga Rp 99,500. Cukup murah, mengingat ketebalan buku mencapai 585 halaman, dengan kualitas kertas full color yang sangat baik.


Banyak hal yang bisa membuat kita berdecak kagum pada Dian atas terbitnya buku ini. Dian dan tim menghabiskan waktu kurang lebih 1 tahun untuk mengumpulkan foto para muslimah, para hijabers di seluruh kota besar di Indonesia, dan beberapa negara Asia Tenggara. Usaha yang dicurahkan terhitung luar biasa, terlepas dari sosok Dian yang ‘kebetulan’ memang pas diundang menjadi pengisi acara di kota-kota tersebut. Bila tidak dengan kebetulan itu pun, dia akan mengejar sendiri hijabers di kota-kota tersebut untuk diambil fotonya. 

Kedua, harapan, atau lebih kepada ajakannya untuk para muslimah semua, untuk menjadikan hijab sebagai sebagai sarana beribadah kepada Tuhan (hablumminAllah) dan sekaligus mengajak kebaikan dengan sesama manusia (hablumminannas), by doing and looking good.

Apa yang ada di dalam bukunya? 700 muslimah berkerudung dalam fashion style dan gaya hijab masing-masing. Berbadan mungil, berisi, tinggi, tak terlalu tinggi, besar, kecil, berwajah bulat, chubby, persegi, lonjong, berkacamata, mahasiswa, ibu rumah tangga, pelajar, model, karyawan, pekerja, dan lain-lain. Tidak akan kita temui dominasi wajah tirus, tubuh tinggi menjulang, ber-make up sempurna, dan berjilbab cantik ala model. We’re perfect in our imperfection. 

Kita bisa lihat di buku ini bahwa baju lengan panjang bergaris ini ternyata cocok dipadukan dengan cropped jacket berlengan pendek. Kita lihat gaya berjilbab bisa juga tidak harus berkesan feminin. Dan kita juga bisa definisikan gaya tertentu yang tidak sesuai karakter kita. 700 gaya hijab trendi dalam satu buku. Dan hampir semua orang yang ada di dalam buku ini anonim. Tidak ada keterangan siapa mereka dan baju merek apa yang mereka kenakan. 















yang mau ngepoin mbak Dian bisa follow akun twiternya @dianpelangi :)

2 komentar: