Kamis, 31 Juli 2014

Dari Angka 5 Menuju Bintang



Banyak teman-teman yang bertanya-tanya, kenapa di usiaku yang ke-23 ini kok masih semester 5? Harusnya kan sudah lulus dan bekerja? Oke, sekarang Bang Antox (nama samaran) mau menjelaskannya lewat cerita lagi. Salah satu penyebabnya adalah dulu setelah lulus SMK aku sempat kerja 1 tahun seperti yang kemaren telah saya tulis di sini  :)

 
Penyebab lainnya adalah karena dulu aku bodoh. Hehe :D  Dulu waktu kelas IV SD mungkin aku menjadi siswa paling bodoh di kelasku. Mata pelajaran yang paling sulit bagiku adalah IPS (karena malas membaca dan menghafal) dan MTK (karena tidak pernah paham ketika pak guru menjelaskan). 


MTK adalah mata pelajaran yang paling aku takuti waktu itu karena aku sering ditunjuk guruku untuk mengerjakan soal-soal MTK dan aku gak pernah bisa mengerjakannya. Kalo ulangan MTK juga nilaiku selalu di bawah rata-rata. Bayangkan saja, sudah kelas IV tapi aku belum paham pembagian. “125 : 5” aja aku belum bisa. Hehe. Sampai-sampai pernah kakakku marah karena aku gak paham diajarinnya dan sempat bilang, “Goblookk!!!”. Yah, waktu itu aku sangat takut dengan kemarahan kakakku dan sejak saat itu aku gak berani bertanya atau minta diajarin kakakku mengerjakan soal MTK lagi. 


Suatu ketika sampailah pada hari pembagian rapot kelas IV semester genap, hari yang paling ditunggu-tunggu dan paling menegangkan bagiku. Di rapot itu juga dituliskan aku naik ke kelas V apa tidak. Setelah rapot itu sampai di tanganku, aku buka pelan-pelan. Betapa kagetnya aku. 2 angka merah tersenyum padaku, IPS dengan nilai 4 dan MTK dengan nilai 5. Dan di situ tertulis bahwa aku tidak naik kelas, alias tinggal di kelas IV.


Betapa malunya aku, betapa kecewanya aku, dan betapa sedihnya aku melihat wajah kedua orang tuaku yang merasa gagal dalam mendidikku. Tiga hari aku mengurung diri di rumah. Ya, memang dari kecil salah satu sifatku adalah pemalu. Aku malu nilaiku jelek, aku malu tidak naik kelas, dan aku malu jika orang tuaku ditanya tetangga-tetanggaku tentang aku yang tidak naik kelas. Namun, dari sifat pemalu itulah yang membuatku bangkit lebih tegar dengan semangat yang berkobar-kobar :D


Di kelas IV.ku yang kedua, aku berada dalam suasana yang baru. Iya, teman-teman baru dalam 1 kelas itu, tentunya dengan semangat baru pula. Bayangkan saja, baru pertama masuk di kelas IV.ku yang kedua itu aku sudah berniat dan mempunyai target agar bisa menjadi bintang kelas. Sampai-sampai aku mencari tahu siapa yang kemaren dapat peringkat 1 yang sekarang 1 kelas denganku. Oh ternyata dia seorang cewek.  Dalam hatiku berkata bahwa aku gak boleh kalah sama seorang cewek.


Suatu hari ketika pelajaran MTK, seperti biasanya aku gak paham dengan penjelasan guruku. Waktu itu materi penambahan angka pecahan. Sesampainya di rumah, setelah sholat maghrib aku membuka buku modul dari sekolahan yang di situ dituliskan cara menambahkan 2 atau lebih angka pecahan. Di buku itu hanya dituliskan langkah-langkah dalam angka pecahan semua (tanpa tulisan yang menjelaskan dari mana perubahan angka-angka pecahan tersebut). Hampir 2 jam aku “mentelengi” buku tersebut sampai berkeringat, sambil terus mengotak-atik kenapa bisa hasilnya begitu. Entah dapat wangsit dari mana tiba-tiba aku mengerti caranya. Aku coba contoh soal lainnya dan ternyata aku memang sudah bisa. Beberapa latihan soalpun aku coba hingga semua soal tentang pecahan dibuku tersebut aku kerjakan di malam itu. Dari situ aku mulai yakin bahwa jika kita terus berusaha dan pantang menyerah, pasti Allah akan memberikan jalan :)


Guruku, Pak Ansori pernah berkata, “MTK adalah rajanya ilmu. Semua ilmu menggunakan MTK. Jika kamu ingin menguasai semua ilmu, maka pelajarilah MTK terlebih dahulu.” Kalimat tersebutlah yang membuatku semakin bersemangat mempelajari MTK. Hampir setiap hari, bahkan di setiap waktu luangku aku belajar MTK sendiri di rumah. Sebelum suatu BAB/ materi MTK disampaikan oleh guruku, aku sudah jauh-jauh hari mempelajarinya bahkan semua soal-soal sudah aku kerjakan sendiri di rumah. Tapi anehnya aku masih sulit memahami penjelasan dari guruku waktu di kelas. Bahkan aku sering menemukan cara tersendiri dalam meyelesaikan soal-soal MTK. 


Selain kalimat tersebut aku juga mencari motivasi lainnya. Salah satunya adalah persaingan. Diam-diam aku selalu bersaing dengan seorang cewek 1 kelasku yang kemaren dia dapat peringkat 1 terus mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Alhasil, pada penerimaan rapot semester ganjil kelas IV.ku yang kedua aku dapat peringkat 2. Sedangkan peringkat 1 masih dipegang oleh temanku cewek tadi. 


Alhamdulillah dari belajar kerasku dan persaingan ketat dengan temanku cewek , mulai semester genap kelas IV sampai lulus kelas VI aku menjadi bintang kelas berturut-turut (peringkat 1). Beasiswa 60ribu per bulan dari dinas kecamatan yang selama ini dipegang temanku cewek telah berganti kepadaku. Kami berdua juga sering diikutkan lomba-lomba seperti cerdas cermat , siswa teladan, dokter kecil, dll. Ya meskipun baru dapat juara 3, harapan 1 dan harapan IV tapi aku tetap semangat dan sadar bahwa ilmu yang aku miliki belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan kepandaian orang-orang di luar sana. 


Waktu SMP peringkatku turun, ikut lomba-lomba juga gak dapat juara. Haha. Tapi alhamdulillah waktu SMK naik lagi, peringkat 1 terus. Sampai-sampai ikut lomba MTK dapat juara 1 se-kabupaten. Pengennya sih lanjut ke tingkat provinsi tapi gak jadi gara-gara ketinggalan informasi L. Padahal semua materi MTK SMK dan SMA sudah aku pelajari :’( . Tapi gak papa. Aku yakin semua gak ada yang sia-sia. :)


Selama bisa dikerjakan manusia, semua gak ada yang gak mungkin asal kita mau berusaha keras. Jangan terus membenci sesuatu. Apa yang kita benci dan apa yang kita takuti bisa jadi suatu saat menjadi penolong atau perantara kita menuju kesuksesan. Dulu aku sangat takut dengan MTK, sampai-sampai membuatku tidak naik kelas, tapi sekarang aku sangat senang dengan MTK karena lewat MTK aku menjadi bintang kelas dan punya piagam juara 1 lomba MTK yang menjadi salah satu persyaratan aku mendapatkan beasiswa bidikmisi (kuliah gratis) :)


Bagaimanapun keadaan kita sekarang, tetaplah bermimpi setinggi-tingginya sampai bintang tertinggi karena jika kita jatuh masih berada di bintang-bintang. Seperti halnya Bang Antox yang paling bodoh di kelas tapi berani bermimpi menjadi bintang kelas. Bang Antox yang dari keluarga kurang mampu berani bermimpi bisa kuliah sampai ke jenjang yang setinggi-tingginya.


Salam Bidikmisi...

Salam Sukses...

Jumat, 18 Juli 2014

Perjuangan Kuliah Seorang Mahasiswa Bidikmisi Polines


Panggil saja saya Antox (nama samaran). Usiaku sekarang 23 tahun tapi baru semester 5 di Polines. Saya salah satu penerima Beasiswa Bidikmisi angkatan 2012. Saya mau bercerita tentang perjuanganku masuk kuliah di Polines. Semoga bisa memotivasi teman-teman semua...

“Le, nek awakmu pengen lanjut kuliah, Bapak gak sanggup biayai.” Itulah kalimat yang terucap dari ayahku saat aku lulus SMK. Cita-citaku sangatlah tinggi, pengen sekolah terus ke jenjang yang setinggi-tingginya. Iya, aku pengen kuliah tapi bagaimana lagi keadaan ekonomi keluarga tidak mencukupi. Akhirnya aku putuskan untuk kerja dulu, dan aku niatkan dalam hati, “Suatu saat aku pengen tetap kuliah dengan uangku sendiri.” Akhirnya akupun mulai mencari kerja. Waktu itu ada info lowongan dari sekolahku, PT. Tkd, salah satu perusahaan pertambangan di Jakarta dan Kalimantan. Beberapa tes dan tahappun aku ikuti hingga aku dinyatakan diterima di PT tersebut. Tapi berangkat kerjanya nunggu 8 bulan lagi. Akupun tidak mau nganggur nungguin tanggal keberangkatan itu. 
Akhirnya aku bekerja jadi penjaga konter pulsa 1 bulan. Setelah itu sempat jadi sales 3 bulan. Masih ada waktu 4 bulan untuk menungggu keberangkatan di PT Tkd. Akhirnya aku daftar lagi di PT NHCH. Saya diterima di situ dengan kontrak kerja 7 bulan. Baru 1 minggu tandatangan kontrak kerja, ada pemberitahuan dari sekolahan bahwa yang lolos PT Tkd kemaren dialihkan ke Perusahaan lain bidang pertambangan di Kalimantan. Tapi berangkatnya 1 hari setelah pemberitahuan tersebut. Bagaimana mungkin aku bisa mengikutinya sementara aku sudah terlanjur bekerja 1 minggu di Bekasi, PT NHCH.
PT NHCH ternyata masih menengah ke bawah. Jadi gajinya ya pas-pasan. Aku harus bisa tetap menabung untuk kuliahku nantinya. Tapi tiap kali gajian, ada aja kebutuhan keluarga yang tak terduga yang mengharuskan aku untuk mentransfer ke rumah. Tapi alhamdulillah sempat aku transfer ke rumah untuk dibelikan 2 kambing. 
Mendekati pendaftaran masuk kuliah, aku mulai mencari banyak informasi tentang perguruan tinggi, mulai yang swasta sampai negeri, mulai yang di daerah Bekasi sampai Semarang dan Surabaya. Pengennya sih aku jadi guru MTK, kuliah di jurusan pendidikan. Aku juga pengen kuliah sambil kerja di Bekasi, dan aku juga pengen kuliah di perguruan tinggi yang negeri dengan alasan biar murah dan mudah dapat beasiswa. Tapi ternyata di daerah Bekasi dan Jakarta tidak ada yang bisa aku sambil kerja karena kerjaku sendiri jadwalnya shift-shiftan. Adanya cuma swasta yang biayanya 3x lipat lebih mahal daripada yang negeri.
Pada suatu sore, aku mendapat masukan dari teman 1 kontrakan. Bahwa aku ini cowok, lulusan SMK, punya pengalaman kerja, katanya eman-eman kalo cuma jadi guru yang katanya waktu itu gajinya pas-pasan. Aku disaranin supaya jangan kuliah jurusan pendidikan tapi mending D3 Teknik Mesin aja yang saya sendiri sudah tahu memang besar sekali peluang kerjanya dan gajinyapun bisa 3x lipat lebih besar daripada gaji guru. Aku mulai berfikir. Aku mulai lebih memikirkan keluarga daripada keinginanku jadi guru. Iya, aku pengen banget merubah keadaan ekonomi keluargaku. Akhirnya aku mulai mencari informasi tentang perguruan tinggi negeri jurusan D3 Teknik Mesin.
Akhirnya aku dapat informasi bidikmisi dari guru sekolahku, Bu Ninik. Beliau sangat baik dan sangat mensupport aku untuk kuliah di Polines. Aku disaranin masuk Polines aja yang katanya waktu itu banyak beasiswa. Aku juga disaranin ikut daftar beasiswa bidikmisi, yang meskipun disuruh bayar dulu untuk daftar ulang tapi nanti akan dikembalikan jika lolos bidikmisi.  Akhirnya aku daftar di Polines dengan mengajukan beasiswa bidikmisi.

Alhamdulillah aku dinyatakan diterima di Polines lewat jalur kelas khusus SMK. Tapi di situlah mulai muncul masalah besar. Pertama, waktu itu aku sudah benar-benar gak punya tabungan. Jadi bagaimana aku bisa daftar ulang di Polines sebesar 5,7 juta? Dari mana aku bisa mengumpulkan uang segitu dalam waktu 15 hari (batas terakhir daftar ulang) ? Kedua, aku memang daftar beasiswa bidikmisi, tapi pengumumannya belum tahu kapan. Jadi, bagaimana nanti jika setelah aku daftar ulang 5,7 jt tapi akhirnya gak lolos bidikmisi? Dari mana biaya hidupku selama kuliah jika aku tidak lolos bidikmisi? Ketiga, awal masuk polines waktu itu masih 5 bulan lagi sementara 1 minggu lagi masa kontrak kerjaku habis. Jika kontrak kerjaku tidak diperpanjang, lalu aku kerja di mana lagi? Dapat penghasilan dari mana lagi dalam 5 bulan itu?

Kegalauanku semakin menggila antara lanjut daftar ulang Polines apa tidak.
Waktu itu ibuku sempat menangis melihat keadaanku seperti itu. Kedua orang tuaku tidak bisa memaksaku aku harus tetap daftar ulang atau tidak. Akhirnya aku mengambil keputusan sendiri bahwa jika kontrak kerjaku diperpanjang, aku akan tetap daftar ulang dengan biaya daftar ulang dari hutang ke temenku dan hutang ke tetanggaku dan aku akan membayar hutang-hutang itu dari gaji selama 5 bulan ke depan, dan aku juga punya rencana jika aku sudah daftar ulangmembayar 5,7 juta tapi gak lolos bidikmisi maka aku akan tetap kuliah dengan mencari kerja sampingan dan mencari beasiswa lainnya. Tapi jika masa kontrak kerjaku tidak diperpanjang, aku belum berani kuliah dulu untuk tahun itu.

Tiap malam aku bangun sholat tahajjud dan berdoa, “Ya Allah, jika Engkau mengijinkan hambaMu ini untuk kuliah tahun ini, jadikanlah kami (aku, dan keluargaku) orang-orang yang selalu bersyukur. Tapi jika Engkau belum mengijinkan aku untuk kuliah tahun ini, lapangkanlah hati kedua orang tuaku, dan guruku yang sangat mensupport aku untuk kuliah”. Hanya doa tersebut yang terus aku ulangi setiap malam. Aku gak berani berdoa agar kontrak kerjaku diperpanjang, atau agar aku lolos bidikmisi. Karena aku tahu, jika memang Allah mengijinkan aku kuliah di tahun itu pasti Allah akan memberikan jalanNya. Pasti Allah akan memberikan rejekinya yang datangnya tidak disangka-sangka dari mana asalnya.

Akhirnya sampai di hari terakhir kontrak kerjaku habis. Aku dipanggil untuk menemui HRD. Alhamdulillah di situ aku masih diberi kesempatan untuk melanjutkan kontrak kerja. Aku langsung tandatangan kontrak kerja untuk 7 bulan lagi. Aku bingung juga sih kenapa aku masih diberi kesempatan lanjut kontrak kerja 7 bulan, padahal HRD sendiri sudah tahu bahwa nantinya, 5 bulan lagi aku akan resign (mengundurkan diri) untuk kuliah.

Akhirnya aku mulai mencari pinjaman uang. Alhamdulillah teman-temanku di situ baik-baik. Aku dapat pinjaman uang dari Rifa’i dan Purnomo sebesar 3,7 juta dan dapat pinjaman uang dari tetanggaku 2 juta. Hari jum’at setelah bekerja aku ijin pulang kampung untuk daftar ulang. Akupun daftar ulang. Banyak teman-temanku yang heran dengan keputusanku tersebut padahal belum tentu nantinya aku lolos bidikmisi apa tidak, dan misal cari kerja sampinganpun di semarang gajinya tidak seberapa. Tapi aku tetap membulatkan tekad. Aku yakin dengan ayat Allah:  “…….. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS.At-Thalaq(65):2-3).
Lima bulanpun berlalu. Kini saatnya aku harus meninggalkan pekerjaanku karena 1 minggu lagi akan ada LDK & Warna (ospek) Polines. Alhamdulillah gaji selama 5 bulan itu ditambah dengan THR cukup untuk melunasi hutang temanku dan tetanggaku. Bahkan masih ada sisa sekitar 3 juta untuk biaya hidup di awal kuliahku.
Satu minggu setelah ospek, aku mulai mencari kerja sampingan. Akhirnya aku diterima jadi tutor/ pengajar di sebuah Bimbel. Meskipun gajinya hanya 450/bulan tapi aku nekat untuk kredit laptop yang cicilannya 460rb/ bulan selama 12 x.

2 bulan kemudian uangku mulai menipis. Rasa takut, sedih, khawatir jadi satu. Tapi aku tetap berusaha untuk menenangkan hati. Tetap yakin bahwa pertolongan Allah akan datang. Alhamdulillah pertolongan itupun akhirnya datang juga. Ada pengumuman bahwa aku lolos bidikmisi. Uang daftar ulang 5,7 jt kemaren dikembalikan 4,3 jt. Uang tersebut ditambah uang dari jual kambingku dan uang Bapak aku belikan sepeda motor, memudahkan aku untuk pulang pergi dari rumah ke kampus dan untuk transport kerja sampinganku.
Selama kuliah aku tidak mau hanya jadi mahasiswa biasa-biasa. 2 tahun berlalu. Aku sudah punya 5 murid sendiri yang aku beri les privat di rumah mereka (sudah lepas dari Bimbel). Kredit laptop sudah lunas 1 tahun yang lalu. Beli android sendiri, sempat beli kamera digital yang sudah aku jual dan aku belikan komputer untuk adikku. Beasiswa prestasi juara kelas telah aku raih. Akupun aktif di salah satu organisasi mahasiswa sebagai Ketua Umum :)

Setelah lulus Polines, saya pengen cari modal sebanyak-banyaknya di Perusahaan besar, setelah itu mendirikan usaha sendiri, dan kelak saya pengen mendirikan Bimbel atau lembaga pendidikan sendiri agar saya bisa tetap meraih cita-citaku jadi seorang guru (pengajar). Semoga impianku tersebut bisa terwujud. Aamiin..  
So, untuk teman-temanku seperjuangan bidikmisi, tetaplah semangat meraih cita-cita kalian. Jangan jadikan kondisi ekonomi keluarga kalian sebagai penghalang kalian untuk meraih prestasi dan cita-cita, jadikanlah itu sebagai motivasi kalian.
Untuk teman-teman nonbidikmisi, banyak-banyaklah bersyukur. Orang tua kalian lebih mampu untuk membantu kalian meraih cita-cita. 

Salam Bidikmisi
Salam Sukses :)

Rabu, 16 Juli 2014

The Krick Single Ke Dua

Yuuups kembali lagi disini akan nge bahas single ke dua The Krick. Masi ada yang belum tau The Krick?? atau ada yang ketingalan single perdananya??  monggo di buka dulu disini dari pada penasaran entarannya gak nyambung. Naaah...  single kedua ini Berjudul “Hujan” yang gak kalah kerennya dari single sebelumnya :)  disini menceritakan tentang seorang kekasih yang tidak mau kehilangan kekasihnya, hmm intinya gitu siih..  Selidik punya selidik, ternyata lagu ini diciptakan oleh mas @rahmadi putra, salah satu personil dari The Krick sendiri. Mungkin ini merupakan pengalaman hidupnya, atau entah lah, mungkin lain kali bisa diwawancarai lebih jelasnya. Lagu ini merupakan lagu pertama yang ditampilkan The Krick di acara yang cukup bergengsi. Telah kita ketahui dan kita saksikan bersama-sama pada malam Senin, 22 Juni 2014, diacara Malam Inagurasi malam dimana Polines diramaikan dengan penampilan-penampilan kece beberapa UKM yang ada di Polines. Salah satunya UKM KOPMA. Dengan semangat mas @dwik dan kawan-kawan membawakan lagu ini. Hiruk pikuk tepuk tangan dari penonton pun berhamburan prok.. prok.. prok. Tak ketinggalan bulan dan bintang pun menjadi saksi bisu pada malam itu. Terlihat senyum indah mereka yang menghiasi langit haha :D

Okee cekidot gak usah kelamaan basa-basi lagi deh kayaknya, karena kita semua juga udah tau betapa nge hits nya lagu ini wkwkw :D yang mau liat video waktu Malam Inagurasi bisa di klik disini :) Malam Inagurasi Polines 2014
  
Hujan
Hujan turun lagi disini
Agar engkau tak pergi
Menemani sepi ku
Menyinari jiwa ku
Hanya diri mu yang selalu buat ku bahagia …
Selalu bersama hilangkan luka dihati …
Tak bisa ku bayangkan
Bila engkau pergi
Tak bisa kubayangkan ..
Ku mohon kepada mu
Hanya diri mu yang selalu membuat ku bahagia
Selalu bersama hilangkan luka dihati
Tak bisa ku bayangkan
Bila engkau pergi …