Banyak
teman-teman yang bertanya-tanya, kenapa di usiaku yang ke-23 ini kok masih
semester 5? Harusnya kan sudah lulus dan bekerja? Oke, sekarang Bang Antox
(nama samaran) mau menjelaskannya lewat cerita lagi. Salah satu penyebabnya
adalah dulu setelah lulus SMK aku sempat kerja 1 tahun seperti yang kemaren
telah saya tulis di
sini :)
Penyebab lainnya adalah karena dulu aku bodoh. Hehe :D Dulu waktu kelas IV SD mungkin aku menjadi
siswa paling bodoh di kelasku. Mata pelajaran yang paling sulit bagiku adalah
IPS (karena malas membaca dan menghafal) dan MTK (karena tidak pernah paham
ketika pak guru menjelaskan).
MTK
adalah mata pelajaran yang paling aku takuti waktu itu karena aku sering
ditunjuk guruku untuk mengerjakan soal-soal MTK dan aku gak pernah bisa
mengerjakannya. Kalo ulangan MTK juga nilaiku selalu di bawah rata-rata.
Bayangkan saja, sudah kelas IV tapi aku belum paham pembagian. “125 : 5” aja
aku belum bisa. Hehe. Sampai-sampai pernah kakakku marah karena aku gak paham
diajarinnya dan sempat bilang, “Goblookk!!!”. Yah, waktu itu aku sangat takut
dengan kemarahan kakakku dan sejak saat itu aku gak berani bertanya atau minta
diajarin kakakku mengerjakan soal MTK lagi.
Suatu
ketika sampailah pada hari pembagian rapot kelas IV semester genap, hari yang
paling ditunggu-tunggu dan paling menegangkan bagiku. Di rapot itu juga
dituliskan aku naik ke kelas V apa tidak. Setelah rapot itu sampai di tanganku,
aku buka pelan-pelan. Betapa kagetnya aku. 2 angka merah tersenyum padaku, IPS
dengan nilai 4 dan MTK dengan nilai 5. Dan di situ tertulis bahwa aku tidak
naik kelas, alias tinggal di kelas IV.
Betapa
malunya aku, betapa kecewanya aku, dan betapa sedihnya aku melihat wajah kedua
orang tuaku yang merasa gagal dalam mendidikku. Tiga hari aku mengurung diri di
rumah. Ya, memang dari kecil salah satu sifatku adalah pemalu. Aku malu nilaiku
jelek, aku malu tidak naik kelas, dan aku malu jika orang tuaku ditanya
tetangga-tetanggaku tentang aku yang tidak
naik kelas. Namun, dari sifat pemalu itulah yang membuatku bangkit lebih tegar
dengan semangat yang berkobar-kobar :D
Di
kelas IV.ku yang kedua, aku berada dalam suasana yang baru. Iya, teman-teman
baru dalam 1 kelas itu, tentunya dengan semangat baru pula. Bayangkan saja,
baru pertama masuk di kelas IV.ku yang kedua itu aku sudah berniat dan
mempunyai target agar bisa menjadi bintang kelas. Sampai-sampai aku mencari
tahu siapa yang kemaren dapat peringkat 1 yang sekarang 1 kelas denganku. Oh ternyata
dia seorang cewek. Dalam hatiku berkata
bahwa aku gak boleh kalah sama seorang cewek.
Suatu
hari ketika pelajaran MTK, seperti biasanya aku gak paham dengan penjelasan
guruku. Waktu itu materi penambahan angka pecahan. Sesampainya di rumah,
setelah sholat maghrib aku membuka buku modul dari sekolahan yang di situ
dituliskan cara menambahkan 2 atau lebih angka pecahan. Di buku itu hanya
dituliskan langkah-langkah dalam angka pecahan semua (tanpa tulisan yang
menjelaskan dari mana perubahan angka-angka pecahan tersebut). Hampir 2 jam aku
“mentelengi” buku tersebut sampai
berkeringat, sambil terus mengotak-atik kenapa bisa hasilnya begitu. Entah
dapat wangsit dari mana tiba-tiba aku mengerti caranya. Aku coba contoh soal
lainnya dan ternyata aku memang sudah bisa. Beberapa latihan soalpun aku coba
hingga semua soal tentang pecahan dibuku tersebut aku kerjakan di malam itu.
Dari situ aku mulai yakin bahwa jika kita terus berusaha dan pantang menyerah,
pasti Allah akan memberikan jalan :)
Guruku,
Pak Ansori pernah berkata, “MTK adalah rajanya ilmu. Semua ilmu menggunakan
MTK. Jika kamu ingin menguasai semua ilmu, maka pelajarilah MTK terlebih
dahulu.” Kalimat tersebutlah yang membuatku semakin bersemangat mempelajari
MTK. Hampir setiap hari, bahkan di setiap waktu luangku aku belajar MTK sendiri
di rumah. Sebelum suatu BAB/ materi MTK disampaikan oleh guruku, aku sudah
jauh-jauh hari mempelajarinya bahkan semua soal-soal sudah aku kerjakan sendiri
di rumah. Tapi anehnya aku masih sulit memahami penjelasan dari guruku waktu di
kelas. Bahkan aku sering menemukan cara tersendiri dalam meyelesaikan soal-soal
MTK.
Selain
kalimat tersebut aku juga mencari motivasi lainnya. Salah satunya adalah
persaingan. Diam-diam aku selalu bersaing dengan seorang cewek 1 kelasku yang
kemaren dia dapat peringkat 1 terus mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Alhasil,
pada penerimaan rapot semester ganjil kelas IV.ku yang kedua aku dapat
peringkat 2. Sedangkan peringkat 1 masih dipegang oleh temanku cewek tadi.
Alhamdulillah
dari belajar kerasku dan persaingan ketat dengan temanku cewek , mulai semester
genap kelas IV sampai lulus kelas VI aku menjadi bintang kelas berturut-turut
(peringkat 1). Beasiswa 60ribu per bulan dari dinas kecamatan yang selama ini
dipegang temanku cewek telah berganti kepadaku. Kami berdua juga sering
diikutkan lomba-lomba seperti cerdas cermat , siswa teladan, dokter kecil, dll.
Ya meskipun baru dapat juara 3, harapan 1 dan harapan IV tapi aku tetap
semangat dan sadar bahwa ilmu yang aku miliki belum ada apa-apanya kalau
dibandingkan dengan kepandaian orang-orang di luar sana.
Waktu
SMP peringkatku turun, ikut lomba-lomba juga gak dapat juara. Haha. Tapi
alhamdulillah waktu SMK naik lagi, peringkat 1 terus. Sampai-sampai ikut lomba
MTK dapat juara 1 se-kabupaten. Pengennya sih lanjut ke tingkat provinsi tapi
gak jadi gara-gara ketinggalan informasi L.
Padahal semua materi MTK SMK dan SMA sudah aku pelajari :’( . Tapi gak papa.
Aku yakin semua gak ada yang sia-sia. :)
Selama
bisa dikerjakan manusia, semua gak ada yang gak mungkin asal kita mau berusaha
keras. Jangan terus membenci sesuatu. Apa yang kita benci dan apa yang kita
takuti bisa jadi suatu saat menjadi penolong atau perantara kita menuju
kesuksesan. Dulu aku sangat takut dengan MTK, sampai-sampai membuatku tidak
naik kelas, tapi sekarang aku sangat senang dengan MTK karena lewat MTK aku menjadi
bintang kelas dan punya piagam juara 1 lomba MTK yang menjadi salah satu persyaratan
aku mendapatkan beasiswa bidikmisi (kuliah gratis) :)
Bagaimanapun
keadaan kita sekarang, tetaplah bermimpi setinggi-tingginya sampai bintang
tertinggi karena jika kita jatuh masih berada di bintang-bintang. Seperti
halnya Bang Antox yang paling bodoh di kelas tapi berani bermimpi menjadi
bintang kelas. Bang Antox yang dari keluarga kurang mampu berani bermimpi bisa
kuliah sampai ke jenjang yang setinggi-tingginya.
Salam
Bidikmisi...
Salam
Sukses...