Beberapa orang masih mengenalku dengan nama Bang Antox. Kali ini aku akan bercerita tentang kisah-kisah pahitku yang ternyata adalah jalan terbaik dari Tuhanku. Semoga setelah membaca ini teman-teman juga bisa selalu berbaik sangka terhadap jalan yang telah ditakdirkan Tuhan kepada kita.
Pada suatu hari, di kala masa studi D3ku telah berakhir, aku duduk terdiam di suatu tempat. Akupun termenung. Entah apa yang aku pikirkan, tiba-tiba aku tersenyum dengan sendirinya. Seketika itu aku teringat dan membenarkan apa yang telah Tuhanku katakan, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”. Beberapa bayangan dan peristiwa itupun mulai tergambar jelas dalam benakku. Iya, peristiwa-peristiwa pahit yang pernah aku lalui di masa-masa sekolah dan kerjaku dulu sampai sekarang ini.
Tidak Naik Kelas
Cerita tidak naik kelas ini sebelumnya sudah pernah aku tulis
di sini . Tidak naik kelas merupakan hal yang paling memalukan bagiku saat itu. Tapi ternyata tetap ada hikmah di balik peristiwa itu. Dulu waktu pendaftaran masuk SMK, ada syarat tinggi badan minimal 155 cm sedangkan tinggi badanku waktu itu 154 cm tapi akhirnya kekurangan 1 cm tersebut masih dimaklumi & diterima karena dibantu nilaiku (NIM) yang cukup bagus. Bisa dibayangkan misalkan dulu aku selalu naik kelas mungkin waktu pendaftaran SMK tinggi badanku belum sampai 154 cm dan kemungkinan besar sudah tidak bisa masuk SMK. Selain itu juga dari tidak naik kelas itu aku menjadi lebih semangat lagi dalam mraih prestasi.
Tidak jadi kerja di PT Pertambangan
Cerita tidak jadi kerja di PT Pertambangan ini juga sebelumnya sudah pernah aku tulis di catatan fbq, cerita 1. Sebenarnya sangat disayangkan dan sangat membuat hati kecewa karena perjuangan tesnya yang panjang dan di sana adalah perusahaan bonafit yang gajinya jauh lebih besar daripada tempat aku bekerja dulu di Cikarang. Tapi sekarang aku sangat bersyukur. Jika dulu aku jadi kerja di situ pastinya aku tidak bisa masuk kuliah di tahun 2012 kemaren, karena di sana kontrak kerja 1 tahun di pulau Kalimantan yang jauh dari keramaian kota, tidak memungkinkan untuk aku bisa bolak balik mengurus pendaftaran masuk kuliah di Semarang. Intinya, dari tidak jadinya kerja di PT Pertambangan itu aku bisa kuliah di Politeknik Negeri Semarang dengan bantuan beasiswa bidikmisi dan bisa menjadi salah satu ketua organisasi mahasiswa di situ.
Tidak jadi kuliah di jurusan pendidikan MTK
Dulu aku pernah mempunyai cita-cita, yaitu ingin menjadi guru MTK. Bukan masalah gaji, jaminan akhir tua ataupun tunjangan lainnya, menjadi guru MTK seakan sudah panggilan hati yang benar-benar ingin turut serta dalam mencerdasakan generasi muda Bangsa Indonesia khususnya di bidang ilmu perhitungan. Namun cita-cita tersebut seakan sirna dan hanya menjadi sebuah angan-angan belaka ketika pada suatu hari aku harus memutuskan untuk masuk di perguruan tinggi yang bukan jurusan pendidikan MTK melainkan jurusan Teknik Mesin. Keputusan ini aku ambil dengan harapan nantinya bisa memberikan sesuatu yang lebih pada orang tua dan keluargaku. Meskipun kerap kali saat di bangku mata kuliah teknik mesin aku membayangkan berada di suatu ruangan kelas mata kuliah pendidikan MTK di suatu perguruan tinggi jurusan pendidikan MTK, di situ aku membayangkan bisa bersaing dalam tanya jawab soal MTK, presentasi mengerjakan soal-soal MTK di depan kelas bahkan simulasi mengajar mata pelajaran MTK kepada siswa-siswi tapi aku tidak begitu kecewa kuliah di Politeknik Negeri Semarang karena di sana aku mendapatkan banyak hal-hal baru, pengalaman baru, dan teman-teman baru yang tak pernah kupikirkan sebelumnya bakalan aku dapatkan di sana. Ya, inilah jalan terbaik yang diberikan Tuhan kepadaku yang awalnya bertolak belakang dengan impianku. Jika dulu aku jadi kuliah di perguruan tinggi jurusan pendidikan MTK, pastinya sekarang ini aku belum lulus kuliah sementara usiaku terus bertambah dan aku yakin pekerjaan yang aku dapatkan dari lulusan jurusan teknk mesin ini bisa memberikan sesuatu yang lebih daripada pekerjaan yang aku dapatkan jika aku lulus dari jurusan pendidikan MTK.
Tidak diterima Magang di perusahaan Bonafit
Magang 3 bulan di luar provinsi menurutku adalah pengalaman yang sangat berharga apalagi kalau di perusahaan yang bonafit. Pada suatu hari keluar keputusan/ pengumuman dari ketua jurusan Teknik Mesin Polines bahwa aku dan 3 temanku ditempatkan magang di PT. A, salah satu perusahaan bonafit (Astra Group) di daerah Karawang. Akupun merasa sangat senang karena dalam benakku aku akan mendapatkan pengalaman yang baru dan akan mempermudah aku untuk nantinya bisa bekerja di situ. Namun pada beberapa hari berikutnya aku dan 3 temanku harus mengikuti tes kesehatan (Medical Check Up) sebagai syarat diterimanya magang di PT. A. Dengan tenangnya dan penuh keyakinan aku yakin akan lolos tes kesehatan tersebut karena sebelumnya di tempat yang sama aku sudah pernah tes kesehatan 2x dengan hasil yang menyatakan aku sehat.
Beberapa hari kemudian keluarlah hasilnya yang menyatakan kami berempat lolos dan diterima magang di PT. A. Aku merasa ada beberapa temanku yang iri dengan kami karena mereka ditempatkan magang di perusahaan yang kurang bonafit daripada di PT. A. Akhirnya sampailah pada hari keberangkatan magang. Kami satu kelas (25 orang) dipisahkan ke 7 perusahaan, ada yang 4 orang di PT. A, 1 orang di PT. K, 10 orang di PT. C, dan lain-lain. Sampailah kami berempat di PT. A. Kami berempat bersama 2 dosen kami masuk ke ruang lobby perusahaan. Di sana kami menunggu dan akhirnya 2 dosen kami dipanggil dan membicarakan sesuatu. Beberapa menit kemudian dosen kami keluar menemui kami dan langsung mengajak kami keluar dari ruang tersebut dan menjelaskan bahwa ada 1 yang tidak diterima magang di situ, dan itu adalah aku dengan alasan ada sedikit kendala di hasil tes kesehatanku dan kemarin tidak sempat sepenuhnya tersampaikan ke dosenku sebelum kami berangkat ke PT tersebut. Yah, betapa kecewanya aku. Singkat cerita, dosenku langsung membawaku ke rombongan teman-temanku 10 orang yang magang di PT. C. Alhamdulillah PT. C masih mau menerima tambahan anak magang yang awalnya 10 orang menjadi 11 orang.
PT. C adalah salah satu perusahaan yang sudah terkenal dengan kurang bisa memberikan kesejahteraan kepada karyawannya. Isu ini sudah terdengar oleh kami jauh sebelum kami berangkat. Di awal keberangkatan kita sudah tidak berharap bakal dapat gaji, ataupun fasilitas-fasilitas yang akan diberikan di PT. C seperti di perusahaan bonafit pada umumnya. Tetapi kami benar-benar dikagetkan dengan penjelasan seorang karyawan staff PT. C yang memandu kami bahwa kami sebagai mahasiswa magang akan mendapatkan beberapa fasilitas, yaitu : dicarikan kontrakan plus sudah dibayar perusahaan, bus antar jemput, gratis makan 3x sehari, dan dapat gaji 1jta/ bulan. Alhamdulillah fasilitas-fasilitas tersebut benar-benar diberikan. PT. C yang awalnya menurut kami adalah PT yang paling pelit dan dipandang sebelah mata dari ke 7 PT tempat magang kami, kini menjadi PT yang paling bisa mensejahterakan kami sebagai mahasiswa magang dan menjadi pusat perhatian kami.
Seandainya aku jadi magang di PT. A, aku tidak akan mendapatkan fasilitas-fasilitas tersebut, apalagi saat itu rejeki Bapakku kurang begitu lancar yang bisa saya pastikan tidak bisa memberikan uang saku yang cukup untuk aku magang 3 bulan di Karawang. Dari gagalnya tes kesehatan tersebut juga membuatku sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhku.
Tidak menjadi wisudawan terbaik
Saat pertama aku dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru Polines, aku bertekad untuk nantinya bisa menjadi mahasiswa nomer satu di Polines. Iya, aku ingin di akhir masa studiku menjadi lulusan wisudawan terbaik yang bisa membanggakan orang tuaku, dan berapapun IP/ IPKku yang penting aku bisa rangking 1 di kelas. Akhirnya di semester 1 aku mendapatkan rangking 1 di kelas bahkan IPku waktu itu adalah yang terbaik dari seluruh mahasiswa jurusan teknik mesin tingkat 1, 2, dan 3 dengan IP 3,68. Di semester 2 Ipku naik menjadi 3,86 tetapi rangkingku turun menjadi rangking 2 karena ada temanku yang Ipnya lebih bagus. Masuk di semester 3, aku mulai aktif di salah satu organisasi mahasiswa dan di situ aku menjabat sebagai wakil ketua. Selang beberapa minggu di awal kepengurusan organisasi, aku merasa agak kuwalahan untuk mempertahankan impian menjadi wisudawan terbaik dan impian selalu rangking 1. Karena aku ingin benar-benar totalitas di organisasi tersebut, akhirnya aku mengganti target/ impianku tersebut dengan: “Berapapun IPku dan berapapun rangking/ peringkatku di kelas, yang penting di akhir nanti IPKku di atas 3,5”
Akhirnya selesailah masa studiku di Polines dan sampailah pada waktu aku wisuda. Di hari itu aku dan orangtuaku tahu bahwa aku lulus dengan IPK 3,51 (sesuai target), tapi aku tidak menjadi wisudawan terbaik. Aku melihat kekecewaan di mata ibuku saat beliau bertanya, “Lho le, yang jadi wisudawan terbaik tadi kok nggak kamu?”. Aku tidak bisa menjawab banyak selain hanya sebuah kalimat, “Nggak papa, Mak.” dan setelah itu aku hanya terdiam. Aku hanya bergumam dalam hati bahwa suatu saat aku akan membuat ortuku bangga terhadap diriku bukan dengan menjadi wisudawan terbaik tapi menjadi karyawan/ pegawai/ pengusaha terbaik di tempatku bekerja nanti.
Sekarang aku sudah mulai membuat bangga orangtuaku karena aku telah diterima kerja di PT. AIA, salah satu perusahaan Bonafit (Astra Grup) di Karawang dengan jabatan HRD-Training, sebuah jabatan yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya akan masuk di situ, jabatan yang tak pernah aku pelajari di bangku kuliahku, tapi basicnya aku dapatkan selama aku totalitas di salah satu organisasi mahasiswa Polines. Alhamdulillah, terimakasih keluarga KBMP, jika dulu aku tetap mempertahankan impian ingin menjadi wisudawan terbaik, mungkin aku akan melepasmu (tidak menjadi Ketua) dan tidak mendapatkan peluang kerja ini, karena bersamamu aku mendapat banyak pelajaran dan perubahan positif dalam driku.
Akupun tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepala, benar-benar sadar bahwa semua cerita hidup yang telah aku lalui ternyata begitu indah di jalan Tuhan. Teruslah bermimpi dan kejarlah mimpimu, tapi di saat Tuhanmu berkehendak lain, bahagialah karena di saat itu Dia akan menunjukkan jalannya yang terbaik untukmu.